SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI PUSKESMAS GLAGAH LAMONGAN "Puskesmas Glagah Melayani Dengan Sepenuh Hati"

Kaji Banding

Kaji Banding Puskesmas Glagah Lamongan Ke Puskesmas Banyu Urip Surabaya Dalam Rangka Persiapan Akreditasi.

Menuju WBK dan WBBM

Survey Awal WBK dan WBBM Oleh Pemda Kabupaten Lamongan.

Staf Puskesmas Glagah

Foto Bersama Staf Puskesmas Glagah Memakai Batik Khas Lamongan.

Apel Pagi

Apel Pagi Setiap Hari Senin Sebelum Memulai Layanan.

Baju Khas Lamongan

Foto Bersama Memakai Baju Daerah Singo Mengkok.

Minggu, 19 Juli 2020

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PUSKESMAS GLAGAH

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PUSKESMAS GLAGAH
 
          Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Survey IKM bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik selanjutnya.
                                       
            Pengukuran kepuasan merupakan elemen penting dalam proses evaluasi kinerja dimana tujuan akhir yang hendak dicapai adalah menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih efektif berbasis dari kebutuhan masyarakat. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna layanan. Kepuasan masyarakat dapat juga dijadikan acuan bagi berhasil  atau tidaknya pelaksanaan program yang dilaksanakan pada suatu lembaga layanan publik.

Berikut ini adalah hasil IKM Puskesmas Glagah Tahun 2020



 

Rabu, 08 Juli 2020

COVID-19


Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
nfeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

Tingkat Kematian Akibat Virus Corona (COVID-19)

Virus Corona yang menyebabkan COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 6 Juli 2020 adalah 63.749 orang dengan jumlah kematian 3.171 orang. Tingkat kematian (case fatality rate) akibat COVID-19 adalah sekitar 5%.
Jika dilihat dari persentase angka kematian yang di bagi menurut golongan usia, maka lansia memiliki persentase tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan golongan usia lainnya.
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 60,4% penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 39.5% sisanya adalah perempuan.

Gejala Virus Corona (COVID-19)

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih jarang, yaitu:
  • Diare
  • Sakit kepala
  • Konjungtivitis
  • Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau
  • Ruam di kulit
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona.

Kapan harus ke dokter

Segera lakukan isolasi mandiri bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 minggu terakhir Anda berada di daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19. Setelah itu, hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.
Bila Anda mungkin terpapar virus Corona tapi tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain. Bila muncul gejala, baru lakukan isolasi mandiri dan tanyakan kepada dokter melalui telepon atau aplikasi mengenai tindakan apa yang perlu Anda lakukan dan obat apa yang perlu Anda konsumsi.
Bila Anda memerlukan pemeriksaan langsung oleh dokter, jangan langsung ke rumah sakit karena itu akan meningkatkan risiko Anda tertular atau menularkan virus Corona ke orang lain. Anda bisa membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi ALODOKTER agar bisa diarahkan ke dokter terdekat yang dapat membantu Anda

Selasa, 07 April 2020

PROGRAM INOVASI SERDADU TB

PROGRAM INOVASI SERDADU TB

Serbu Desa Dusun Temukan TB

Puskesmas Glagah 

 


 

Secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC atau sama dengan 120 kasus per 100.000 penduduk, lima negara dengan kasus tertinggi yaitu india, indonesia, china, palestina dan pakistan.

 

Badan kesehatan dunia mendifinisikan negara dengan tinggi / high burden countries (HBC) untuk TBC berdasarkan 3 indikator yaitu TBC, TBC/HIV dan MDR-TBC, terdpat 48 negara yang masuk dalam daftar tersebut, indonesia termasuk negara dengan HBC untuk ketiga indikator tersebut besrsama 13 negara lainnya di dunia, artinya indonesia memiliki permasalahan besar dalam menghadapi penyakit TBC.

 

Glagah merupakan salah satu Puskesmas di kabupaten lamongan yang memiliki alat untuk mendeteksi adanya BTA pada dahak dan resistensi kuman/BTA terhadap obat standart program TB, alat tersebut yaitu TCM, akan tetapi alat tersebut belum bisa dimanfaatkan secara maksimal, begitu juga cakupan pemeriksaan susp TB yang masih sangat kurang dibandingkan dengan target PKP glagah baru tercapai -+ 50%, disamping itu juga dalam kurun waktu beberapa bulan terahir banyak ditemukan pasien susp TB yang positif baik yang TB maupun MDR TB selain dari 3 permasalahan yang melatar belakangi program inovasi SERDADU TB tersebut tidak kalah pentingnya ada wacana bahwa global fan yang selama ini menjadi penyedia obat program TB pada tahun 2020 akan menghentikan kerjasamanya dengan program TB khususnya di kabupaten lamongan.

 

Maka dalam rangka untuk menemukan dan mengobati penderita TB sangatlah diperlukan guna membebaskan kecamatan glagah dari penyakit TB.

 

Tujuan program inovasi serdadu TB

Ø  Tujuan umum : mempercepat penurunan angka kematian dan kesakitan akibat TB dan mencegah terjadinya penyebaran.

 

Ø  Tujuan Khusus :          - Meningkatnya pemanfaatan TCM

            - Meningkatnya cakupan susp TB

- Ditemukan secara dini penderita TB

- Meningkatnya pasien Tb yang mendapatkan obat TB, sesuai

  dengan setandart

- Menekan biaya pengobatan

- Meningkatkan peran serta masyarakat dan kader dalam

  pemberantasan penyakit TB

 

Sasaran

Warga masyarakat desa/dusun dimulai dengan desa karangturi dengan kriteria batuk lebih dari 1 minggu dan batuk sehari bagi wrga yang terpapar dengan pasien TB positif. 

 

Proses Kegiatan

Suatu gerakan penemuan penderita TB secara dini dengan cara tim puskesmas mnyerbu desa dan dusun untuk melakukan sosialisasi dan pembagian lansung pot untuk pemeriksaan dahak.

 

 

Tindak Lanjut

Pot yang sudah dibagikan kepada warga yang ber resiko akan diambil oleh penanggungjawab wilayah (Bidan desa) keesokan harinya dan dibawa ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan TCM, Bila ditemukan pasien dengan positif TB maka akan ditindaklanjuti oleh tim “SERDADU TB” bekerjasama dengan penanggungjawab wilayah untuk pemberian obat kepada penderita serta melakukan pendampingan keluarga dengan TB terintegrasi dengan program PROMKES, Gizi, KESLING dan Survailens.